Rabu, 06 Maret 2013

SISTEM KEMUDI MOBIL

  1. Nama    : Dani Hamdani
  2. Kelas    : XII MO 2
  3. NIS      : 10111296
  4. Jurusan  : Teknik Kendaraan Ringan (OTOMOTIF)
  5. Sekolah : SMK Negeri 2 Garut
  6. Hobby   : Membaca, Berenang, Bermain sepak bola, Mendengarkan Musik.

Sistem kemudi berfungsi mengatur arah kendaraan dengan cara,membelokkan roda depan. Bila roda kemudi diputar, kolom kemudi
meneruskan putaran ke roda gigi kemudi. Roda gigi kemudi ini memperbesar momen putar, sehingga menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk
menggerakkan roda depan melalui sambungan-sambungan kemudi (steering linkage).

Ada dua model sistem kemudi yang umum digunakan pada mobil,yaitu model recirculating ball

dan model rack dan punion

Kolom kemudi (steering column) 
Kolom kemudi terdiri atas main shaft yang meneruskan putaran
roda kemudi ke roda gigi kemudi, dan kolom kemudi yang mengikat
main shaft ke bodi. Ujung atas dari main shaft dibuat meruncing dan
bergigi.

Di ujung inilah roda kemudi diikat dengan sebuah mur
Bagian-bagian dari kolom kemudi ditunjukkam pada

2. Roda gigi kemudi (steering gear) 
Roda gigi kemudi selain berfungsi mengarahkan roda depan, juga
berfungsi sebagai gigi reduksi untuk memperbesar momen agar 
kemudi menjadi ringan dan gangguan-gangguan terhadap roda tidak
langsung dirasakan oleh pengemudi.

Ada beberapa jenis roda gigi kemudi, tetapi yang banyak digunakan dewasa ini adalah jenis recirculating ball


dan


dan pinion

Janis recirculating ball digunakan  pada
mobil penumpang ukuran sedang sampai besar dan mobil komercial
sedangkan jenis rack dan pinion digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil sampai sedang. 
sambunbungan-sambungan kemudi (steering linkage)

Walaupun mobil bergerak naik-turun, gerakan roda kemudi harus dapat diteruskan ke roda·roda dengan sangat tepat (akurat) setiap saat, untuk ilu diperlukan sambungan-sambungan kemudi (steering linkage. Babarapa model sambungan·sambungan kemudi
suspensi rigid

suspensi independen




Power steering
power steering

Sistem power steering direncanakan untuk mengurangi tenaga pengemudian saat mobil bergerak pada putaran rendah dem menyesuainya pada tingkat tertentu bila kendaraan bererak mulai kecepatan
sedang sampai kecepatan tinggi.

Pada sistem power steering terdapat
bosster hidraulis yang ditempatkan di bagian tengah mekanisme kemudi.
Power steering model integral

memperlihatkan mekanisme power steering model
integral. Bagian utamanya terdiri atas tangki reservoir (berisi fluida),
vane pump yang membangkitkan tenaga hidraulis, gear box yang berisi control valve, power pinton, dan steerig gear (jenis recirculating balt).
pipa-pipa yang mcngalirkan fluida dan selang-selang fleksibel.
Power sfeering model rack dan pinion
Power steering model ini mekanismenya sama dengan model integral, tetapi control valvenya termasuk di dalam gear housing dan power pistonnya terpisah di dalam power cylinder.

roda

Output terakhir dari tenaga putar mesin adalah pada roda. Sambil
memikul berat kendaraan roda juga berfungsi meredam kejutan
kejutan dan menambah kenyamanan pengendara. Roda dapat dibagii
menjadi dua bagian, yaitu pelek roda (disc wheel dan ban (tire).
Pelek roda


memperlihatkan
sebuah model velg roda yang banyak
digunakan pada mobil penumpang.

Velg roda dipasangkan pada poros
roda (axle shaft) dengan menggunakan
empat atau enam baut. Baut-baut

Ban adalah bagian mobil yang barsentuhan langsung dengan permukaan jalan. Selain berfungsi meredam kejutan, ban juga bertugas menjejak dengan gaya geseknya pada jalan selama kendaraan berjalan, membelok, dan saat pengereman.

Menurut konstruksinya ban dapat dibedakan menjadi ban bias
dan ban radial

Ban bias mengasilkan jalannya kendaraan lebih lembut, tetapi kemampuan membelok dan ketahanan ausnya kurang. Ban radial menghasilkan kemampuan membelok dan kemampuan kecepatan tinggi yang baik serta tahanan gelindingnya
rendah.

Daya tahan ausnya lebih tinggi dibanding ban biasa. Tetapi pada jalan yang tidak rata dengan kecepatan rendah, ban radial lembut
dirasakan pengendara.
Menurut penampungan isi udaranya, dapat dibedakan menjadi ban
biasa dan ban tubles

Pada ban biasa, udara ditampung
pada ban dalam. Katup atau pentilnya bersatu dengan ban dalam. Bila ban
biasa tertusuk benda tajam maka akan langsung kempes. Pada ban
tubles tidak terdapat ban dalam, tekanan udara hanya ditahan oleh lapisan ban dalam yang kedap udara. Katup atau pentilnya langsung
terpasang pada pelek. Bila ban tubles tertusuk benda tajam, tidak langsung menjadi kempes (tekanan udaranya tidak turun seketika) karena
lapisan dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri.

2. C a s t e r
Caster adalah sudut antara king pin dengan garis vertikal yang dilihat dari samping kendaraan

Bila miringnya ke arah belakang disebut caster positif sebaliknya bila miringnya ke arah depan disebut caster negatif. Pada umumnya yang dipakai adalah caster positif karena dapat menghasilkan kestabilan kendaraan saat berjalan lurus dan daya balik kemudi setelah membelok lebih baik.

3. King pin inclination
Garis sumbu yang melalui ball joint atas dan ball joint bawah di-
sebut steering axis (sumbu kemudi). Sumbu ini dimiringkan ke arah da-
lam sekitar 5-7°. Kemiringan ini dinamakam king pin inclination. '
" Dengan adanya king pin inclination bersama-sama dengan camber, maka jarak  (offset) akan menjadi sangat kecil, sehingga kemudi akan lebih ringan dan kejutan akibat pengereman dan percepatan dapat berkurang. Di samping itu, dengan adanya king pin inclination dapat dihasilkan daya balik kemudi
dengan ,memanfaatkan berat kendaraan.


Toe-in
Bila dilihat dari atas, roda-roda depan terlihat menyudut ke arah
dalam di bagian depan

Yang dimaksud toe-in adalah selisih antara jarak A dan B (toe-in = B - A). Biasanya selisih ini diatur
2 - 6 mm. Bila jarak bagian depan (A) lebih besar daripada jarak bagian belakang (B) disebut toe-out

Bila roda-roda depan memiliki camber positif maka bagian atas roda
mlring mengarah ke luar, sehingga roda-roda berusaha menggelinding ke arah luar pada saat mobil berjalan lurus dan akan terjadi
side slip yang berakibat ban cepat aus. Untuk mencegah hal ini maka diatasi oleh adanya toe-in.


penyetelan toe-in, cember; dan caster
Pada model suspensi independen, besarnya toe-in distel oleh tie-rod kiri dan kanan, sedangkan besar sudut camber dan caster distel dengan menambah atau mengurangi shim yang disisipkan pada upper arm rangka. Pada model suspensi tetap (satu poros), toe-in distel dengan mengubah-ubah tie-rod yang panjang, sedangkan besar caster distel
dengan menyisipkan busi tirus (bentuk baji) antara pegas daun dan rumah pores.

SISTEM KEMUDI

FUNGSI
Untuk mengendalikan arah gerak kendaraan 
  
SISTEM KEMUDI DIBEDAKAN MENJADI 2 JENIS,
YAITU :
1. SISTEM KEMUDI MANUAL
2. SISTEM KEMUDI OTOMATIS (KEMUDI DAYA)

URAIAN
1. SISTEM KEMUDI MANUAL





KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI
1. STEERING WHEEL
2. STEERING COLUMN
3. STEERING GEAR
4. STEERING LINGKAGE






FUNGSI KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI
1. STEERING WHEEL
    Mengendalikan arah roda depan melalui lengan penghubung
2. STEERING COLUMN
    Untuk meneruskan arah putaran dari kemudi ke steering gear
3. STEERING GEAR
    Untuk memungkinkan roda depan dapat diarahkan sesuai dengan arah putaran kemudi yang diinginkan
4. STEERING LINGKAGE
    Sebagai penghubung untuk memindahkan tenaga putar dari steering wheel ke roda depan.

Pada dasarnya Steering Gear dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Jenis Worm and Sector Roller
b. Jenis Worm and Sector
c. Jenis Screw Pin
d. Jenis Screw and Nut
e. Jenis Recirculating Ball
KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI JENIS RECIRCULATING BALL
1. RODA KEMUDI
2. POROS UTAMA KEMUDI
3. BATANG KEMUDI
4. BAK RODA GIGI KEMUDI
5. LENGAN PITMAN
6. BATANG PENGHUBUNG
7. TIE ROD
8. LENGAN IDLER
9. LENGAN NAKEL
10. BALL JOINT SUSPENSI
11. BANTALAN ATAS




FUNGSI KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI JENIS RECIRCULATING BALL
1.   RODA KEMUDI
      Mengendalikan arah roda depan melalui lengan penghubung
2.   POROS UTAMA KEMUDI
      Mengirim gaya putar roda kemudi ke bak roda gigi kemudi
3.   BATANG KEMUDI
      Tempat Poros Utama
4.   BAK RODA GIGI KEMUDI
      Merubah gerak putar kemudi ke gerakkan maju mundur lengan penghubung
5.   LENGAN PITMAN
      digerakkan maju mundur oleh bak roda gigi kemudi dan dihubungkan dengan batang penghubung
6.   BATANG PENGHUBUNG
      Menghubungkan Tie Rod di sebelah kanan dan kiri
7.   TIE ROD
      Menghubungkan lengan nakel dan batang penghubung
8.   LENGAN IDLER
      Menunjang batang penghubung dan tie rod
9.   LENGAN NAKEL
      Mengendalikan roda depan sesuai dengan gerakkan lengan penghubung
10. BALL JOINT SUSPENSI
      Tempat berputarnya roda-roda depan
11. BANTALAN ATAS
      Tempat dudukan peredam kejut

f. Jenis Rack and Pinion
KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI JENIS RACK AND PINION
1. RODA KEMUDI
2. POROS UTAMA KEMUDI
3. BATANG KEMUDI
4. POROS INTERMEDIATE
5. RACK AND PINION
6. TIE ROD
7. SEPATU RACK
8. LENGAN NAKEL





KOMPONEN UTAMA RACK
1. BALL JOINT
2. TIE ROD
3. RACK
4. PINION
5. BOAT 






FUNGSI KOMPONEN UTAMA SISTEM KEMUDI
JENIS RACK AND PINION
1. RODA KEMUDI
    Mengendalikan arah roda depan melalui lengan penghubung
2. POROS UTAMA KEMUDI
    Mengirim gaya putar roda kemudi ke bak roda gigi kemudi
3. BATANG KEMUDI
    Merupakan tempat poros utama
4. POROS INTERMEDIATE
    Menghubungkan poros utama dan poros pinion
5. RACK AND PINION
    Menambah gaya yang dikirim dari roda kemudi dan gerakkan putar dirubah menadi gerak translasi
6. TIE ROD
    Menghubungkan lengan nakel dan batang penghubung
7. SEPATU RACK
    Mencegah masuknya lumpur dan debu kedalam mekanisme rack
8. LENGAN NAKEL
    Mengendalikan roda-roda depan sesuai dengan gerakkan lengan penghubung

SISTEM REM TROMOL

Rem tromol adalah salah satu konstruksi rem yang cara pengereman kendaraan dengan menggunakan tromol rem (brake drum), sepatu rem (brake shoe), dan silider roda (wheel cylinder). Pada dasarnya jenis rem tromol yang digunakan roda depan dan belakang tidak sama, hal ini dimaksudkan supaya system rem dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan persyaratan.
Adapun bagian–bagian utama rem tromol adalah sebagai berikut:
a)Silinder Roda (Wheel cylinder)
Fungsinya adalah untuk menekan brake shoe (sepatu rem) ke brake drum (Tromol rem). Didalam silinder roda terpasang satu atau dua buah piston beserta seal tergantung dari konstruksi rem tromolnya.Bila brake pedal diinjak, tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan kesemua wheel silinder, tekanan didalam wheel silinder menekan piston kearah luar dan selanjutnya piston menekan menekan brake shoe menggesek tromol sehingga roda berhenti. Bila brake pedal dilepas maka, brake shoe kembali keposisi semula oleh tarikan pegas, roda bebas.
b)Sepatu Rem (Brake shoe)

Berfungsi untuk menahan putaran brake drum melalui gesekan. Pada bagian luar brake shoe terbuat dari asbes dengan tembaga atau campuran plastik yang tahan panas.

c)Pegas pengembali (Return Spring)
Berfungsi untuk mengembalikan sepatu rem (Brake shoe) ke posisi semula pada saat tekanan
silinder roda turun.
d)Backing Plate
Berfungsi sebagai tumpuan untuk menahan putaran drum sekaligus sebagai dudukan silinder roda.
-MODEL REM TROMOL
Pada dasarnya terbagi dalam lima model, tiap model prinsipnya berbeda satu sama lain.
a)Model leading trailling Shoe
Konstruksi–kontruksi sepatu primer dan sekunder dijamin oleh silinder yang mempunyai dua buah piston dan bagian bawahnya dijamin oleh pin. Pada saat tromol berputar sepatu trailling cenderung menahan putaran tromol. Pada saat sepatu leading mengerem baik sedangkan sepatu trailling cenderung menahan putaran tromol. Sepatu kiri disebut leading dan sepatu kanan disebut trailling.
Kedua leading trailing shoe menahan pengereman yang dimana saat tromol berputar kearah berlawanan maka leading shoe menjadi trailling shoe dan sebaliknya.
b)Model two–leading
Kontruksi model ini pada bagian atas sepatu primer dan sekunder di pasang sebuah silinder roda dengan penyetel sepatu rem menjadi leading jika berputar sebaliknya maka kedua sepatu rem menjadi trailling.
c)Model dual two–leading

Kontruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder roda yang dipasang di atas dan di bawah sepatu primer dan sekunder. Pada model ini baik maju maupun mundur kedua sepatu menjadi trailling.
d)Model Uni Servo
Konstruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder di bagian atas sepatu primer dan
sekunder. Bila pedal rem ditekan maka piston bergerak mendorong sepatu rem searah putaran tromol. Akibatnya timbul gesekan dan diteruskan ke sepatu sekunder. Gerakan sepatu trailling dijaga silinder roda dan tenaga rem yang dihasilkan besar. Bila putaran tromol terbalik, maka kedua sepatu rem akan menjadi trailling dan efek pengereman jelek.
e)Model Duo Servo

Kontruksi model ini dilengkapi sebuah silinder roda dengan dua buah piston. Tekanan dari silinder rem diseimbangkan oleh penyetel sepatu rem.

Selasa, 05 Februari 2013

SISTEM BAHAN BAKAR DAN PEMELIHARAANNYA



PERISTILAHAN/GLOSSARY
Anti Dieseling yaitu salah satu komponen tambahan pada karburator untuk mencegah berputarnya mesin setelah kunci kontak dimatikan.
Barrel yaitu saluran masuk pada karburator sebagai tempat bercampurnya udara dan bahan bakar yang telah dikabutkan dari main nozzle.
Charcoal Canister yaitu salah satu komponen sistem bahan bakar yang berfungsi untuk menampung uap bensin dari tangki bahan bakar dan dari ruang pelampung pada karburator, kemudian mengeluarkannya pada saat mesin hidup.
Dashpot yaitu komponen tambahan pada karburator yang untuk memperlambat penutupan katup gas pada saat pedal gas dilepas dari putaran tinggi.
Deceleration Fuel Cut Off yaitu komponen tambahan pada karburator yang berfungsi untuk memutus aliran bahan bakar pada saat kendaraan diperlambat.
Economicer Jet yaitu bagian karburator yang terletak pada saluran stasioner dan kecepatan lambat, berfungsi untuk  mempercepat aliran bahan bakar.
ECU (Electronic Control Unit) yaitu komponen sistem injeksi bahan bakar elektronik yang berfungsi untuk mengolah signal-signal dari berbagai sensor untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam menentukan lamanya injeksi bahan bakar dan mengatur saat pengapian.
EFI (Electronic Fuel Injection) yaitu sistem ijeksi bahan bakar yang dikontrol secara elektronik. Sistem ini merupakan salah satu jenis sistem bahan bakar pada motor bensin.
Hot Idle Compensator yaitu komponen tambahan pada karburator yang berfungsi untuk menambah udara apabila temperatur di sekitar mesin panas.
PTC (Positive Themperature Coefficient) yaitu komponen pada sistem cuk otomatis yang berfungsi untuk mencegah arus yang berlebihan pada coil pemanas.
Pressure Regulator yaitu komponen siatem EFI yang berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar dalam saluran bahan bakar.
Rocker Arm yaitu bagian dari pompa bahan bakar mekanik yang berfungsi untuk menggerakkan membran melalui batang penarik (pull rod).
Silicon Chip yaitu komponen manifold pressure sensor yang berfungsi untuk mensensor tekanan udara yang masuk pada sistem EFI.
Sound Scope yaitu alat bantu untuk mendengarkan suara lembut dalam mesin atau pada sistem bahan bakar.
Injektor (nozzle) yaitu salah satu bagian dari sistem injeksi bahan bakar yang berfungsi untuk mengabutkan (menyemprotkan) bahan bakar ke dalam silinder (ruang bakar).
Venturi yaitu bagian yang menyempit pada tabung (saluran masuk udara) karburator.
SISTEM BAHAN BAKAR MEKANIK
Sistem bahan bakar berfungsi untuk mencampur udara dan bahan bakar dan dialirkannya campuran berbentuk kabut ke ruang bakar.
Cara pemasukan campuran udara dan bahan bakar ada 2 macam,yaitu cara biasa yang disebut sistem bahan bakar  konvensional dan cara sistem injeksi bahan bakar. Sistem injeksi dapat dibagi menjadi sistem injeksi bahan bakar mekanik dan sistem injeksi bahan bakar secara elektronik yang disebut EFI (Electrinic Fuel Injection).
Komponen Sistem Bahan Bakar Konvensional terdiri dari:
 1. Tangki bahan bakar
 2. Saluran bahan bakar
 3. Charcoal canister
 4. Saringan bahan bakar
 5. Pompa bahan bakar
 6. Karburator
1. Tangki Bahan Bakar
Tangki bahan bakar terbuat dari lembaran baja yang tipis. Tangki ini biasanya diletakkan di bagian belakang kendaraan untuk mencegah kebocoran apabila terjadi benturan. Bagian dalam tangki dilapisi bahan pencegah karat dan dilengkapi dengan penyekat (separator)  untuk mencegah perubahan permukaan bahan bakar pada saat kendaraan melaju di jalan yang tidak rata.
2. Saluran Bahan Bakar
Pada sistem bahan bakar terdapat 3 saluran bahan bakar yaitu: saluran utama yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa bahan , saluran pengembali yang menyalurkan bahan bakar kembali dari karburator ke tangki, dan saluran uap bahan bakar yang menyalurkan gas HC (uap bensin) dari dalam tangki bahan bakar ke charcoal canister.
3. Saringan Bahan Bakar
Saringan bahan bakar berfungsi untuk menyaring kotoran atau air yang mungkin terdapat di dalam bensin.
3. Charcoal Canister
Charcoal Canister berfungsi untuk menampung sementara uap bensin yang berasal dari ruang pelampung pada karburator dan uap bensin yang dikeluarkan dasi saluran emisi pada saat tekanan di dalam tangki naik.
Uap bensin yang ditampung oleh charcoal canister dikirim langsung ke intak manifold, kemudian ke ruang bakar untuk dibakar pada saat mesin hidup.
4. Pompa Bahan Bakar
Pompa bahan bakar yang biasa digunakan pada motor bensin adalah pompa bahan bakar mekanik dan pompa bahan bakar listrik.
a. Pompa bahan bakar mekanik
Pompa bahan bakar digerakkan oleh mesin itu sendiri, sedangkan pompa bahan bakar listrik digerakkan oleh arus listrik.
Pompa bahan bakar mekanik
Cara kerja pompa bahan bakar mekanik:
1. Bila rocker arm ditekan oleh nok, diafragma tertarik ke bawah sehingga ruang di atas diafragma menjadi hampa. Katup masuk terbuka dan katup keluar tertutup sehingga bahan bakar mengalir ke ruang diafragma.
2. Pada saat nok tidak menyentuh rocker arm, diafragma bergerak ke atas sehingga katup masuk tertutup dan katup keluar terbuka sehingga bahan bakar yang berada di ruang diafragma tertekan keluar menuju ke karburator melalui katup keluar.
3. Bila bahan bakar yang berada di dalam karburator sudah cukup maka diafragma tidak tidak terdorong ke atas oleh pegas, dan pull rod pada posisi paling bawah karena tekanan pegas sama dengan tekanan bahan bakar. Pada saat ini rocker arm tidak bekerja meskipun poros nok berputar sehingga diafragma diam dan pompa tidak bekerja.
b. Pompa bahan bakar listrik
Pompa bahan bakar listrik langsung bekerja setelah kunci kontak di ON-kan. Pompa bahan bakar listrik dapat ditempatkan di mana saja dengan tujuan menghindari panas dari mesin.
Cara kerja pompa bahan bakar listrik jenis membran:
Apabila kunci kontak pada posisi On, akan terjadi kemagnetan pada solenoid yang menyebabkan diafragma tertarik ke atas sehingga bahan bakar masuk melalui katup masuk. Pada saat yang sama platina membuka karena tuas platina dihubungkan dengan rod sehingga kemagnetan pada solenoid hilang. Akibatnya diafragma bergerak ke bawah mendorong bahan bakar keluar melalui katup buang.
KARBURATOR
Karburator berfungsi untuk mengubah bahan bakar yang berbentuk cair menjadi kabut dan mengalirkannya ke silinder sesuai dengan kebutuhan mesin.
Macam-macam karburator
1. Menurut tipe venturi karburator dibedakan menjadi:
a. Karburator venturi tetap (fixed venturi)
Karburator ini menggunakan venturi tetap, besarnya vakum mengalir melalui venturi tersebut sesuai dengan kecepatan aliran udara yaang melewati venturi itu yang dipengaruhi oleh beban mesin dan pembukaan katup gas. Keadaan tersebut mempengaruhi banyak sedikitnya bahan bakar yang keluar dari nosel.
Gbr. Karburator venturi tetap
b. Karburator Variable Venturi
Karburator ini permukaan venturinya dikontrol sesuai dengan banyaknya udara yang dihisap. Keistimewaannya adalah perubahan membuka venturi sama saat kecepatan rendah dan sedang, serta pada beban ringan dan sedang. Sehingga volume bahan bakar berubah sesuai dengan volume udara yang masuk dan hambatan udara yang masuk menjadi kecil, maka karburator jenis ini dapat mencapai output yang tinggi.
Karburator variable venturi mempunyai tingkat aliran udara yang tetap, sehingga diperoleh campuran yang baik antara udara dan bahan bakar.
c. Karburator Air Valve Venturi
Pada karburator air valve venturi membukanya dikontrol dengan besarnya udara yang dihisap. Konstruksinya berbeda dengan karburator variable venturi, tapi cara kerjanya sama.
Karburator jenis air valve mempunyai dasar karburator arus turun dua barrel (down draft double barrel), tetapi konstruksinya sama dengan secondary yang domodifikasi. Katup udara terpasang di dalam silinder secondary dan membukanya air valve bervariasi sesuai dengan dengan jumlah udara yang dihisap.
Kevakuman pada nosel utama dikontrol agar bekerja konstan. Karburator jenis ini mempunya tahanan aliran udara pada venturi sehingga mampu menghasilkan output yang besar. Disamping itu membuka dan menutupnya katup throttle secara mekanik, sehingga tidak diperlukan diafragma lagi.
Karburator Air Valve Venturi
2. Menurut arah masuk campuran udara dan bahan bakar, kaburator dibedakan:
a. Karburator arus turun
Gbr. Karburator arus turun
Pada karburator arus turun, arah masuknya campuran udara dan bahan bakar adalah ke bawah (down draft). Karburator jenis ini banyak digunakan karena tidak ada kerugian gravitasi.
b. Karburator arus datar
Gbr. Karburator arus turun
Karburator arus datar, arah masuknya campuran bahan bakar adalah ke samping (side draft). Umumnya digunakan pada mesin yang memiliki output yang tinggi.
3. Menurut jumlah barel, karburator dapat dibedakan menjadi:
a. Karburator single barrel
Gbr. Karburator single barrel
Pada karburator single barrel, semua kebutuhan bahan bakar pada berbagai putaran mesin dilayani oleh satu barrel. Padahal pada putaran mesin rendah, diameter venturi yang besar akan lebih lambat menghasilkan tenaga dibandingkan dengan diameter venturi yang kecil.
Sebaliknya diameter venturi yang kecil hanya mampu memenuhi kebutuhan bahan bakar pada putaran mesin tertentu, tetapi pada putaran rendah lebih cepat mengahsilkan tenaga.
Untuk mengatasi hal tersebut maka diciptakan karburator doble barrel.
b. Karburator double barrel
Gbr. Karburator double barrel
Pada putaran rendah, kaburator double barrel cepat menghasilkan tenaga (output) karena yang bekerja hanya primary venturi yang mempunyai diameter venturi kecil.
Putaran tinggi, baik primary maupun secondary venturi bekerja bersama sehingga output yang dicapai akan tinggi karena total diameter venturinya. Disamping itu kecepatan aliran maksimal pada venturi karburator double barrel dibanding karburator single barrel lebih kecil sehingga kerugian gesekan juga kecil.
PRINSIP KERJA KARBURATOR
Prinsip dasar karburator sama dengan dengan prinsip yang terjadi pada pengecatan dengan penyemprotan.
Gbr. Prinsip karburator
Pada saat udara ditiup melalui ujung pipa penyemprot, tekanan di dalam pipa akan rendah. Akibatnya cairan yang ada di dalam tabung akan terhisap keluar dan membentuk partikel-partikel kecil saat terdorong oleh udara.
Semakin cepat aliran udara, maka semakin rendah tekanan udara pada ujung pipa sehingga semakin banyak cairan bahan bakar yang keluar dari pipa.
Prinsip kerja karburator berdasarkan pada hukum-hukum fisika yaitu hukum Kontinuitas dan hukum Bernauli. Bila suatu fluida mengalir melalui suatu tabung, maka banyaknya fluida atau debit aliran (Q) adalah:
                                                                    Q = A . V
dimana: Q = debit air (m³/dt)
                  A = luas penampang tabung (m²)
                  V = kecepatan aliran (m/dt)
Gbr. Dasar karburator
Pada gambar di atas, bagian karburator yang diameternya menyempit (bagian A) disebutventuri. Pada bagian ini kecepatan udara yang masuk semakin tinggi sehingga kevakumannya semakin rendah. Dengan demikian pada bagian venturi bahan bakar yang dapat terhisap semakin banyak.
CARA KERJA KARBURATOR
Untuk memenuhi kebutuhan kerja, pada karburator terdapat beberapa sistem yaitu:
1. Sistem Pelampung
2. Sistem Stasioner dan Kecepatan Lambat
3. Sistem Kecepatan Tinggi Primer
4. Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder
5. Sistem Tenaga (Power system)
6. Sistem Percepatan
7. Sistem Cuk
8. Meknisme Idle Cepat
9. Hot Idle Compensator (HIC)
10. Daspot
11. Deceleration Fuel Cut Off System
Adapun uraian pada masing-masing sistem adalah sebagai berikut:
(1) Sistem Pelampung
Gbr. Sistem pelampung
Sistem pelampung diperlukan untuk menjaga agar permukaan bahan bakar pada ruang pelampung selalu konstan. Di dalam ruang pelampung terdapat pelampung (float) dan jarum pelampung (needle valve). Pada pelampung terdiri dari dari jarum, pegas dan pin. Pada katup jarum terdapat pegas yang berfungsi untuk mencegah pembukaan katup jarum pada saat kendaraan terguncang.
Pelampung dapat bergerak naik turun sesuai dengan tinggi permukaan bahan bakar, sedangkan jarum pelampung berfungsi untuk membuka dan menutup saluran bahan bakar yang berasal dari pompa bahan bakar.
Cara kerja:
Bila permukaan bahan bakar di dalam ruang pelampung turun, maka pelampung akan turun sehingga jarum pelampung membuka saluran masuk. Akibatnya bahan bakar yang berasal dari pompa bahan bakar mengalir ke ruang pelampung.
Selanjutnya apabila permukaan bahan bakar dalam ruang pelampung naik, maka pelampung juga ikut naik sehingga jarum pelampung menutup saluran bahan bakar. Akibatnya aliran bahan bakar terhenti. Sehingga permukaan bahan bakar selalu konstan meskipun putaran mesin berubah-ubah.
(2) Sistem Stasioner dan Kecepatan Lambat
Gbr, Sisten Stasioner dan Kecepatan Lambat
Cara kerja:
Pada saat mesin berputar satsioner, bahan bakar mengalir dari ruang pelampung melaluiprimary main jet, kemudian ke slow jeteconomizer jet, katup solenoid dan akhirnya ke ruang bakar melalui idle port. Atau Primary main jet→slow jet→economizer jet→solenoid valve→idle port→ruang bakar.
(3) Sistem Kecepatan Tinggi Primer
Gbr. Sistem Kecepatan Tinggi Primer
Cara kerja:
Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari ruang pelampung langsung menuju primary main nozle (nosel utama primer).
Sementara dari idle port dan slow port tidak lagi mengeluarkan bahan bakar karena kevakuman pada idle port dan slow port lebih rendah daripada di daerah primary main nozle. Atau alirannya: Primary main jet→primary main nozle→ruang bakar.
(4) Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder (Secondary High Speed System)
Gbr. Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder
Cara kerja:
Pada saat pedal gas dibuka penuh, maka katup gas sekunder (secondary throttle valve) erbuka sehingga bahan bakar keluar selain dari nosel utam primer juga melalui nosel utama sekunder. Dengan demikian jumlah bahan bakar yang masuk lebih banyak lagi, karena bahan bakar keluar dari kedua nosel tersebut.
(5) Sistem Tenaga (Power System)
Gbr. Sistem Tenaga
Primary High Speed System mempunyai perencanaan untuk pemakaianbahan bakar yang ekonomis. Apabila mesin harus mengeluarkan tenaga yang besar, maka harus ada tambahan bahan bakar ke primary high speed system.
Tambahan bahan bakar disuplai oleh power system sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi (12 – 13 : 1).
Cara kerja:
Apabila katup gas hanya terbuka sedikit, kevakuman pada intake manofold besar sehingga power piston akan terhisap pada posisi atas. Hal ini akan menyebabkan power spring (B) menahahan power valve sehingga power vallve tertutup.
Apabila katup gas dibuka lebih lebar, maka kevakuman pada intake manifold akan berkurang sehingga kevakuman tersebut tidak mampu melawan tegangan pegas power valve (spring A). Akibatnya power piston akan menekan power valve sehingga saluran power jet terbuka dan akhirnya bahan bakar keluar dari primary main jet dan power jet.
Gbr. Power valve pada sistem tenaga
(6) Sistem Percepatan (Acceleration System)
Pada saat pedal gas diinjak dengan tiba-tiba, katup gas akan membuka secara tiba-tiba pula sehingga aliran udara akan mengalir lebih cepat. Sementara bahan bakar mengalir lebih lambat karena berat jenisnya lebih besar daripada berat jenis udara sehingga campuran bahan bakar dan udara lebih krus, padahal pada sistem ini dibutuhkan campuran yang kaya maka karburator dilengkapi sistem percepatan.
Gbr. Sistem percepatan
Cara kerja:
Pada saat pedal gas diinjak tiba-tiba, plunger pompa akan bergerak turun menekan bahan bakar yang ada di ruangan di bawah plunger pompa. Akibatnya bahan bakar akan mendorong outlet steel ball dan discharge weight sehingga bahan bakar mengalir melalui pump jet menuju ke ruang bakar.
Setelah melakukan penekanan, plunger pump kembali ke posisi semula karena adanya pegas yang yang ada di bawah plunger pompa. Akibatnya bahan bakar yang ada di ruang pelampung terhisap melalui inlet steel ball.
(7) Sistem Cuk
Pada saat mesin dingin, bahan bakar tidak akan menguap dengan baik dan sebagian campuran udara dan bahan bakar yang mengalir akan mengembun pada dinding intake manifold karena intake manifold dalam keadaan dingin. Keadaan tersebut akan mengakibatkan campuaran udara dan bahan bakar menjadi kurus sehingga mesin sukar hidup.
Sistem cuk membuat campuran udara dan bahan bakar menjadi kaya (1 : 1) yang disalurkan ke dalam silinder apabila mesin masih dingin.
Ada 2 jenis sistem cuk yang digunakan pada karburator yaitu sistem cuk manual dan sistem cuk otomatis.
(a) Sistem Cuk Manual
Pada sistem cuk manual untuk membuka dan menutup katup cuk digunakan  linkage yang dihubungkan ke ruang kemudi.
Apabila pengemudi akan membuka atau menutup katup cuk cukup menarik atau menekan tombol cuk yang ada pada instrumen panel (dashboard).
Gbr. Cuk Manual
Gbr. Cuk manual
(b) Sistem Cuk Otomatis
Pada sistem cuk otomatis, katup cuk membuka dan menutup secara otomatis tergantung dari temperatur mesin. Pada umumnya sistem cuk otomatis yang digunakan pada karburator ada 2 macam sistem yaitu; sistem pemanas dari exhaust dan sistem elektrik.
Cara Kerja :
Pada saat mesin distart katup cuk tertutup rapat hingga temperatur di ruangan mesin mencapai 25º C. Apabila mesin dihidupkan dalam keadaan katup cuk menutup maka akan terjadi kefakuman di bawah katup cuk. Hal tersebut akan menyebabkan bahan bakar keluar melalui primary low dan high speed system dan campuran menjadi kaya. Setelah mesin hidup, pada terminal L timbul arus dari voltage regulator, arus tersebut akan mengalir ke choke relay sehingga menjadi ON. Akibatnya arus dari ignition switch mengalir melalui choke relay menuju ke massa electric heat coil. Apabila electric heat membara/panas maka bimetal element akan mengembang dan akan membuka choke valve.
PTC (Positive Temperature Coeficient) berfungsi untuk mencegah arus yang berlebihan yang mengalir dari electric heat coil, apabila katup cuk telah terbuka (temperatur di dalam rumah pegas telah mencapai 100º C).
Catatan:
  1. PTC thermistor = Positive Temperature Coefficient thermistor, bersifat bila temperatur naik maka harga hambatan listriknya naik.
  2. Jika katup cuk tetap tertutup setelah mesin dipanaskan campuran akan kaya, hal ini akan menyebabkan putaran mesin kasar dan pemakaian bahan bakar boros.
(8) Mekanisme Idel Cepat
Mekanisme idel cepat diperlukan untuk menaikkan putaran idel pada saat mesin masih dingin dan katup cuk dalam keadaan menutup.
Gambar 29. Mekanisme idel cepat
Apabila katup cuk menutup penuh dan katup throttle ditekan sekali, kemudian dibebaskan, maka pada saat yang sama, fast idle cam yang dihubungkan dengan cuk melalui rod berputar berlawanan arah jarum jam. Kedmudian fast idel cam menyentuh cam follower yang dihubungkan dengan katup throttle sehingga katup throttle akan membuka sedikit.
(9) Hot IdelCompensator (HIC)
Apabila kendaraan berjalan lambat dan temperatur di sekelilingnya tinggi, maka temperatur di dalam komponen mesin akan naik. Hal tersebut akan menyebabkan bahan bakar dalam ruang pelampung banyak  yang menguap dan masuk ke intake manifold. Akibatnya campuran udara dan bahan bakar menjadi gemuk sehingga memungkiankan putaran idel kasar. Oleh karena itu pada karburator perlu dilengkapi dengan HIC untuk mengatasi maslh tersebut.
Gbr. HIC (Hot Idle Compensator)
Cara kerja :
Pada saat temperatur masin naik, maka bimetal membuka thermostatic valve, sehingga udara dari air horn mengalir ke dalam intake manifold melalui saluran udara dalam flange sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi normal kembali. Katup thermostatic mulai membuka apabila tempertur di sekeliling elemen bimetal telah mencapai 55º C dan akan membuka penuh  pada temperatur 75º C.
(10) Anti Dieseling
Dieseling adalah berputarnya mesin setelah kunci kontak dimatikan (off), karena ruang bakar masih panas yang diakibatkan oleh tertumpuknya karbon (deposit) yang membara.
Gbr. Anti Dieseling
Cara kerja:
Apabila kunci kontak di-On-kan, maka arus akan mengalir dari baterai ke solenoid sehingga solenoid akan menjadi magnet. Akibatnya katup tertarik sehingga saluran pada economizer jet terbuka dan bahanbakar dapat mengalir ke idle port.
Setelah kunci kontak dimatikan, arus listrik yang menuju solenoid tidak mengalir sehingga tidak timbul kemagnetan pada solenoid. Akibatnya katup solenoid turun dan menutup saluran pada economizer jet sehingga bahan bakar tidak dapat mengalir menuju ke idle port.
Gbr. Katup solenoid pada anti dieseling
(11) Dashpot
Bila mesin sedang berputar pada putaran tinggi, kemudian kunci kontak dimatikan maka pada ruang bakar akan terjadi kelebihan bahan bakar karena kevakuman yang terjadi di bawah katup throttle cukup tinggi.
Hal ini terjadi karena katup throttle pada posisi menutup, sementara putaran mesin masih tinggi.
Fungsi dashpot adalah untuk memperlambat penutupan katup throttle dari putaran tinggi sehingga tidak akan menambah emisi gas buang.
Gbr. Dashpot
Gbr. Dashpot pada karburator
Cara kerja:
  • Selama pengendaraan berjalan normal, tidak ada vakum pada TP port sehingga pegas dalam TP port menekan diafragma ke kiri menggerakkan TP adjusting screw ke kiri.
  • Selama perlambatan, tuas pengait pada katup throttle menyentuh adjusting screw untuk mencegah katup throttle menutup penuh. Kemudian vakum dari TP port bekerja pada pada diafragma melalui jet untuk memungkinkan katup throttle berangsur-angsur menutup.
(12) Deceleration Fuel Cut Off System
Pada saat deselerasi, throttle valve akan menutup rapat sementara putaran mesin masih tinggi sehingga mengakibatkan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar yang masuk ke ruang bakar lebih banyak dan campurannya menjadi kaya.
Untuk itu pada karburator dilengkapi dengan “Deceleration Fuel Cut Off System” yang berfungsi menutup aliran bahan bakar dari slow port sehingga konsentrasi CO dan HC dapat diturunkan.
Gbr. Deceleration Cut Off System
Cara kerja:
  • Bila pada putaran mesin di atas 2000 rpm, kemudian pedal gas dilepas (deselerasi) maka vakum pada TP port akan lebih besar dari 400 mmHg vakum switch akan Off dan solenoid valve tidak mendapat masa sehingga solenoid valve menutup saluran bahan bakar yang menuju ke slow port dan idle pot.
  • Bila putaran mesin mencapai 2000 rpm, maka solenoid valve akan mendapat masa dari emission control computer kembali sehingga saluran bahan bakar ke slow port dan idle port terbuka dan bahan bakar akan mengalir kembali. Hal ini untuk mencegah mesin mati dan mempertahankan agar mesin dapat hidup pada putaran idle.